APAKAH MELONJAKNYA HARGA BATU BARA MEMBAWA BERKAH BAGI INVESTOR ?

Batu Bara merupakan salah satu bahan bakar fosil yang mengandung unsur-unsur karbon, hydrogen dan oksigen. Komoditas ini menjadi sangat menarik bagi dunia karena dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia sebagai pembuatan energi listrik. Selain itu, di bidang industri batu bara juga dapat digunakan untuk pembuatan bahan kimia, kertas, plastis, logam , kramik dan sebagai-nya.

Komoditas Batu bara ini sangat menarik untuk di teliti pada tahun 2020. Pasalnya, Pandemi Covid-19 telah mengakibatkan permintaan batu bara melandai, sehingga menyebabkan harga batu bara tertekan. Akibatnya, beberapa eksportir batubara besar diperkirakan akan memangkas panduan produksi. Untuk pertama kalinya sejak akhir Maret lalu, harga kontrak futures batu bara termal Newcastle akhirnya sah menyentuh level psikologis US$ 70/ton karena permintaan dan harga yang drop akibat adanya kebijakan lockdown.

Namun, berita gembira soal vaksin Covid-19 membuat pasar merespons positif. Kenaikan harga batu bara juga tak terlepas dari perbaikan fundamentalnya dari sisi permintaan maupun pasokan. Harga batu bara sudah mulai merangkak naik sejak minggu kedua bulan Oktober. Bahkan di sepanjang bulan November harga kontrak batu bara Newcastle telah melesat 17,38%.

Jika dilihat dari sisi demand, meningkatnya permintaan impor batu bara dari China dan India pada bulan November lalu memberikan tekanan ke atas terhadap harga batu bara sehingga membawa pengaruh besar kepada saham batu bara Indonesia. Salah satu perusahaan batu bara plat merah adalah PTBA. Emiten ini termasuk kedalam sector mining.

Pergerakan harga saham PTBA mulai mengalami kenaikan pada perdagangan tanggal 5 November 2020 yang pada saat itu closing di harga 1970. Setelah itu, terjadi jenuh beli pada tanggal 17 Desember 2020 di mana pergerakan harga saham mulai mengalami penurunan dan closing diharga 3040.

    Mari kita telisik prospek PTBA dengan melihat fundamentalnya. Meskipun EPS mengalami penurunan di tahun 2018 senilai 436 ke nilai 352 pada tahun 2019, tetapi PTBA sangat loyal dalam hal membagikan deviden yang  dapat di lihat dari DPR (Devidend Payout Ratio) mengalami kenaikan di tahun 2019. Selain itu market cap yang besar yaitu senilai 32,49 T membuat PTBA sangat diminati.

Jika dilihat dari fundamental dan pembagian deviden sangat menarik PTBA untuk di beli sahamnya. Lalu kita lihat analisa secara teknikal saham PTBA.


Dapat dilihat bahwa area kotak kuning sudah terjadi rebound dan mengalami MA Cross sampai dengan kotak berwarna orange terjadi jenuh beli sehingga saham sudah mengalami penurunan. Kenaikan terjadi pada tanggal 5 November dengan beredarnya harga batubara acuan periode November 2020 yang mengalami kenaikan sebesar US$ 55,71 per ton. Ini artinya mengalami kenaikan 9,23% di banding periode Oktober 2020 yang kala itu berada di angka US$ 51 per ton. Jadi, yang membeli saham PTBA sebelum tanggal 5 November 2020 atau pada saat dikeluarkannya berita tersebut mengalami keuntungan dari capital gain atau selisih jual dan beli. Pada kotak berwarna orange sudah terjadi jenuh beli sehingga harga saham mengalami penurunan.

Di prediksi PTBA terus mengalami down trend atau penurunan sampai support berada di Rp 2.290/ lembar saham. Jika support tertembus maka akan mengalami penurunan sampai sekitar bulan Februari awal. Biasanya sekitar bulan Maret, April atau Mei PTBA kembali mengalami kenaikan harga karena akan terjadinya pembagian deviden.

Semua bisa terjadi apabila ada sentiment positif atau negatif membuat harga saham PTBA mengalami perubahan. Sehingga sebaiknya di pantau terlebih dahulu hingga harga saham PTBA mengalami titik jenuh jual.




No comments:

Pages