SWF JOKOWI MENDAPAT AMUNISI, SAHAM KONSTRUKSI MELAMBUNG TINGGI !!


    SWF (Sovereign Wealth Fund) merupakan lembaga pengelola dana investasi yang dimiliki oleh negara dan untuk kepentingan negara. Pemerintah membentuk SWF bertujuan agar menarik investasi dari luar negeri sehingga dana yang dikelola SWF digunakan untuk mendanai pembangunan infrastruktur berkelanjutan di Indonesia. Melalui SWF, diharapkan investasi luar negeri dapat mendorong pemulihan ekonomi dikala pandemi dan pada akhirnya membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. 

    SWF sah diresmikan pada tanggal 16 Februari 2021. Presiden Jokowi mengumumkan jajaran dewan direksi Lembaga Pengelola Investasi (LPI), dana abadi Indonesia yang bernama Indonesia Investment Authority (INA). Jokowi yakin dengan nama-nama hebat tersebut dapat membuat LPI mendapatkan kepercayaan investasi nasional maupun internasional. Pada posisi dewan pengawas terdapat Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri BUMN Erick Thohir yang menjabat ex officio. Selain itu ada tiga orang profesional lainnya yakni Hariyanto Sahari, Yozua Mekes, dan Darwin C Noerhadi. Pada jajaran direksi terdapat Ridha Wirakusumah sebagai Direktur Utama, Arief Budiman Wakil Direktur Utama, Stefanus Ade Widjaja menjabat sebagai Direktur Investasi, Marita Alisjahbana sebagai Direktur risiko, dan Eddy Porwanto sebagai Direktur Keuangan.

    Salah satu segmen infrastruktur yang menjadi sasaran SWF adalah konstruksi. Karena itu, pembentukan SWF akan memberi dampak positif pada saham pengelola infrastrukur. Dengan berinvestasi di saham sektor konstruksi, maka secara tidak langsung kita juga ikut berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur. Investasi secara langsung melalui SWF dapat menjadi solusi untuk menjaga kekuatan dana bagi konstruksi dalam menjalankan proyeknya. Apalagi di tahun ini pembangunan infrastruktur masih menjadi proyek strategis nasional, dengan 54 proyek dari total 201 proyek strategis nasional yang disiapkan pemerintah.

    Mayoritas saham emiten konstruksi kompak melambung tinggi di zona hijau sepanjang sesi I perdagangan pada hari Rabu (17/3) mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI). Penguatan saham-saham ini terjadi di tengah sentimen positif dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait dengan relaksasi tarif pajak penghasilan (PPh) final jasa konstruksi. Ada top 4 saham sektor konstruksi yang mengalami kenaikan secara signifikan. Diantaranya ada PTPP, WSKT, ADHI, dan WIKA. Saham PTPP menjadi primadona yang mengalami kenaikan signifikan sektor konstruksi naik 4,50% di posisi Rp.1.624/saham dengan nilai transaksi Rp 144,3 miliar dan volume perdagangan 2,2 miliar saham. Sedangkan WSKT menempati posisi kedua kenaikan saham konstruksi dengan naik 3,18% di posisi Rp 1.466/saham dengan nilai transaksi 222,6 miliar dan volume perdagangan 3,0 miliar saham, sementara ADHI menempati posisi ketiga dengan naik 3,11% di posisi Rp 1.324/saham dengan nilai transaksi 38,0 miliar dan volume perdagangan 4,8 miliar saham, Sedangkan posisi ke 4 ada WIKA yang mengalami kenaikan 2,99% di posisi Rp 1.725/saham dengan nilai transaksi 95,5 miliar dan volume perdagangan 10,3 miliar saham.

    Pemerintah RI telah memberi modal kepada INA sebesar Rp 15 triliun dan akan ditingkatkan menjadi Rp 75 triliun di tahun 2021 sebagai basis penyertaan modal INA pada fund yang akan dibentuk. Selain itu, INA juga mendapat amunisi dari UEA. Dilansir dari Emirates News Agency, investasi dari UEA bahkan diarahkan langsung Sheikh Mohammed bin Zayed bin Sultan Al Nahyan dengan nilai investasi US$ 10 miliar atau setara dengan Rp 144 triliun (asumsi Rp 14.000/US$). Juru bicara INA yaitu Masyita Crystallin menyambut kabar baik dari pemerintah UEA yang menunjukkan komitmen untuk mendukung kemajuan dan pembangunan Indonesia melalui kerjasama dengan INA. Terkait dengan sentimen positif tersebut, berikut ulasan mengenai saham-saham konstruksi yang mempunyai sinyal positif untuk rebound dan melanjutkan trend bullish, yaitu WSKT dan WIKA.

WSKT (Waskita Karya Persero) Tbk


    Dibanding emiten konstruksi BUMN lainnya, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) nampaknya lebih fokus pada pembangunan jalan tol. WSKT saat ini memiliki 10% dari panjang tol yang beroperasi di Indonesia,  dengan nilai investasi Rp 169 triliun. Saat ini lalu lintas tol WSKT mulai pulih, setelah terpuruk karena pandemi. Dilihat dari chartnya saham WSKT sedang mengalami downtrend sedangkan indikator RSI nya menunjukkan sinyal buy. jika tertarik ingin membeli saham WSKT bisa masuk di area extention yaitu harga 1.100 - 1.105.

WIKA (Wijaya Karya Persero) Tbk

    Dilihat dari chart weekly saham WIKA berdasarkan analisa teknikal dari indikator MACD sudah berada dibawah dan mengalami golden cross, juga sudah mengalami over share sehingga ada potensi uptrand/bullish. Jika dilihat dari indikator Stochastic RSI, saham WIKA ini telah ada golden cross yakni perpotongan garis trend dari bawah ke atas yang mengindikasikan akan terjadinya uptrend. Kita bisa menentukan target price dengan melihat kedalaman dari cup tersebut. Dan jangan lupa untuk memasang stop loss di area support yaitu 1.425 untuk meminimalkan kerugian jika pergerakan harga saham turun. 

Disclaimer on

1 comment:

Anonymous said...

Keren, terima kasih kak sangat bermanfaat

Pages