VAKSIN BOOSTER MULAI TERLAKSANA, EMITEN HEALTHCARE MENJADI PRIMADONA!
Pemerintah mulai melaksanakan
vaksinasi booster yang diberikan kepada masyarakat umum terutama kepada
para lansia, dan para kelompok rentan setelah sebelumnya tenaga medis terlebih
dahulu menerima suntik vaksin booster. Vaksin booster ini adalah
pemberian vaksin dosis ke-3 dan diberikan kepada warga yang telah melakukan
vaksin pertama dan kedua dalam jangka waktu 6 bulan sebelumnya. Pemberian
vaksin ini adalah salah satu langkah yang dilakukan oleh pemerintah guna menetralkan varian baru corona
yaitu varian omicron yang baru masuk ke Indonesia pada akhir tahun lalu,
yang disinyalir melemahkan kekebalan tubuh seseorang sehingga dilakukan
pemberian dosis vaksin ketiga yang bertujuan untuk memperkuat dosis vaksinasi
yang telah diberikan sebelumnya, selain itu vaksin booster juga dapat
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi spesifik.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebelumnya juga telah
mengumumkan 5 merek vaksin yang nantinya sudah dapat digunakan untuk suntik
vaksin booster. Kelima merek vaksin tersebut antara lain adalah CoronaVac,
Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Zifivax. Sementara itu emiten farmasi, PT
Kalbe Farma Tbk. (KLBF) juga turut serta dalam pengadaan vaksin booster
dengan komitmennya mengimpor 10 juta vaksin yaitu vaksin GX-19N setelah selesai
masa uji klinisnya, vaksin tersebut merupakan hasil kerja sama Kalbe dengan
Genexine inc. perusahaan farmasi dan bioteknologi asal Korea Selatan. PT Kimia
Farma Tbk. (KAEF) juga telah menyiapkan 5 merek vaksin booster untuk 21
juta orang di tahap pertama ini. Selain itu, PT Itama Ranoraya Tbk. (IRRA),
telah membukukan kontrak penyediaan jarum suntik untuk program vaksinasi
pemerintah, total sebanyak 141 juta jarum suntik ADS (Auto Disable Syringe)
untuk program vaksin dari pemerintah.
Pada Rabu, 12 Januari 2022, kasus varian omicron
diketahui kembali bertambah 66 kasus, tercatat totalnya menjadi 572 kasus.
Penambahan kasus tersebut terdiri dari 33 kasus dari pelaku perjalanan
internasional dan 33 orang transmisi lokal. Mayoritas menjalani karantina di
wisma atlet Kemayoran. Jumlahnya sekitar 339 orang, sisanya menjalani karantina
di RS yang telah ditunjuk oleh satgas penanganan Covid-19. Jumlah
tersebut menempatkan posisi Indonesia sebagai negara dengan kasus omicron
terbanyak kedua di Asia Tenggara.
Masuknya varian baru Covid-19 ke Indonesia yaitu
varian omicron pada akhir tahun lalu dan juga banyaknya kasus yang
terkonfirmasi positif membuat kemunculan kabar-kabar baru yang cenderung
negatif soal Covid-19 hingga membuat investor memburu saham-saham sektor
kesehatan, apalagi setelah pemerintah megumumkan akan memulai program vaksin booster
pada 12 Januari 2022 yang setidaknya membutuhkan 231,4 juta dosis yang akan disuntikan kepada
208,3 juta jiwa dan pada tahap awal pemberian vaksin ketiga ini pemerintah
menargetkan vaksinasi booster diberikan kepada 21 juta orang. Hal
tersebut membuat saham sektor kesehatan cenderung diuntungkan seperti
saham-saham farmasi dan saham pengelola rumah sakit (RS) yang banyak diburu
investor, itu terjadi lantaran adanya persepsi investor bahwa sektor ini akan
memiliki kinerja ciamik ke depan karena emiten-emitennya tersebut turut ambil
andil secara langsung dalam proses pengendalian Covid-19 yang sedang
berlangsung saat ini.
Terlihat pada data hari senin tanggal 10 Januari kemarin
menunjukkam saham SOHO memimpin kenaikan dengan persentase +10,81% ke Rp
8.200/saham, Kalbe Farma (KLBF) naik sebanyak +1,81%, ke Rp 1.685/saham, Kimia
Farma (KAEF) naik +1,64%, ke Rp 2.480/saham, Industri Jamu dan Farmasi Sido
Muncul (SIDO) naik +1,58%, ke Rp 965/saham, Itama Ranoraya (IRRA) naik +1,46%,
ke Rp 2.090/saham, Indofarma (INAF) naik +0,89%, ke Rp 2.260/saham, dan
Darya-Varia Laboratoria (DVLA) naik sebanyak +0,71%, ke Rp 2.830/saham. Selain
saham farmasi, saham pengelola RS juga tercatat naik pagi hari itu. Saham PT
Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) menguat 3,69%, PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk
(SRAJ) mencuat 1,27%, saham PT Bundamedik Tbk (BMHS) terkerek 1,23%, selain itu
saham PT Metro Healthcare Indonesia Tbk (CARE) dan PT Sarana Meditama
Metropolitan Tbk (SAME) sama-sama naik 1,00% dan 0,54%.
PT Itama Ranoraya (IRRA), sepanjang tahun 2020-2021 telah
menyalurkan lebih dari 250 juta unit jarum suntik untuk vaksinasi Covid-19,
dan juga pada waktu itu Indonesia menerima bantuan berupa jarum suntik dari
UNICEF , di mana jarum suntik tersebut juga dibeli langsung dari Oneject. Pada
tahun ini IRRA juga akan menyelesaikan akuisisi PT Oneject Indonesia (Oneject),
dengan adanya akuisisi tersebut IRRA tidak hanya menyasar penjualan jarum
suntik tidak hanya domestik, tetapi juga akan melakukan ekspor nantinya. Hal
tersebut memungkinkan mengingkatkan kapasitas pabrik hingga mencapai 1,2 miliar
tiap tahun dari jumlah sebelumnya yang hanya mampu mencapai 300 juta. Langkah
Pemerintah yang memulai pemberian vaksin booster pada januari tahun ini secara
gratis yang mana IRRA sudah siap memenuhi kebutuhan jarum suntik untuk
mendukung pelaksanaan vaksin booster, dan permintaan terhadap jarum
suntik bisa naik lebih dari 100%. IRRA sebelumnya juga telah membukukan kontrak
penyediaan jarum suntik untuk program vaksinasi pemerintah, total sebanyak 141
juta jarum suntik ADS (Auto Disable Syringe) untuk program vaksin dari
pemerintah. Perolehan kontrak 141 juta jarum suntik ADS tersebut membuat
realisasi penjualan jarum suntik ADS perseroan menjadi 169 juta sampai awal
Desember 2021.
Emiten saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) juga berpotensi dapat
melanjutkan uptrendnya, dikarenakan KLBF yang akan mengadakan impor
vaksin GX-19N pada semester kedua tahun depan sebagai langkah untuk mempercepat
pengadaan vaksin booster dalam negeri seiring dengan rencana pemerintah. Selain
itu, nantinya KLBF juga akan melakukan transfer teknologi dari Genexine inc,
sehingga dapat memproduksi vaksin ini sendiri. Melihat dari kebutuhan vaksinasi
booster yang cukup besar di Indonesia,apalagi jika nantinya pemberian
vaksin booster tidak hanya dilakukan sekali karena kemungkinan akan
adanya varian-varian baru dari Covid-19. Sebelumnya, Direktur Kalbe
Farma, Bernadus Karmin Winata sempat mengungkapkan target pemasaran vaksin
GX-19N yang tidak hanya untuk Indonesia, melainkan juga disiapkan untuk
menembus pasar Asia Tenggara.
Analisa teknikal yang dilakukan penulis per tanggal 13 Januari 2022 dengan menggunakan indikator EMA Cross, MA 20 dan MA 60 sebagai berikut.
Jika dilihat pola saat ini sedang mengalami uptrend, dan juga MA 20(kecil) warna merah masih berada diatas MA 60(besar)warna hijau yang mengindikasikan masih adanya bullish.
DISCLAIMER ON!
No comments:
Post a Comment