Siklus Tahunan Sell in May and Go away, Akankah berpengaruh di tahun ini ?

 

Sell in May and Go Away adalah istilah yang sering dijumpai di kalangan investor, menggambarkan kecenderungan beberapa investor untuk menjual saham-sahamnya pada bulan Mei dan menghindari pasar saham untuk sementara waktu. Hal ini terjadi karena beberapa faktor, termasuk adanya potensi volatilitas pasar selama musim panas dan kurangnya aktivitas ekonomi yang signifikan selama periode ini.

            Bulan Mei 2024 menjadi titik fokus bagi investor, di mana mereka dihadapkan pada sejumlah tantangan dan peluang. Di tengah dinamika pasar yang kompleks, penting bagi investor untuk mengambil langkah bijak dalam keputusan investasi mereka. Salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan adalah arah suku bunga acuan dari Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed, serta perkembangan geopolitik dan kinerja keuangan perusahaan.

            Meskipun secara historis, IHSG memiliki kecenderungan negatif di bulan Mei, namun posisi pasar saat ini menunjukkan sinyal positif. Investor dapat mempertimbangkan strategi investasi seperti buy on weakness terhadap saham-saham berfundamental baik yang sudah mengalami penurunan harga. Saham-saham seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menjadi pilihan menarik untuk dipertimbangkan. Penurunan harga ini tidak selalu mencerminkan fundamental perusahaan yang buruk, melainkan dapat disebabkan oleh faktor pasar yang bersifat sementara, seperti volatilitas eksternal atau sentimen pasar yang negatif terhadap sektor perbankan. Selain itu strategi lain seperti wait and see, hold, atau trading sell juga dapat diterapkan untuk saham-saham yang sudah mengalami kenaikan signifikan dengan mempertimbangkan secara cermat faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham tersebut.



Saham PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) telah mengalami pemantulan dari area support yang berada pada rentang harga pada 4650-4780. Hal ini menunjukkan adanya minat beli yang cukup kuat pada level tersebut. Dalam jangka pendek, saham BBRI memiliki target pertama pada area 5400-5525 dan target kedua pada area 6250-6350.

Selain itu, terdapat beberapa indikator teknikal yang menunjukkan potensi kenaikan harga saham BBRI. Volume penjualan menurun, yang menandakan berkurangnya tekanan jual. Indikator MACD juga menunjukkan potensi terjadinya pola golden cross, yang merupakan sinyal bullish bagi saham. Sementara itu, indikator stochastic berada di area oversold, yang dapat mengindikasikan bahwa saham BBRI telah jatuh terlalu dalam dan berpotensi untuk melakukan pemulihan.



Saham PT Bank Negara Indonesia (BBNI) telah mengalami pemantulan dari area support yang berada pada rentang harga pada 4760-4870 Hal ini menunjukkan adanya minat beli yang cukup kuat pada level tersebut, yang dapat menjadi sinyal positif bagi pergerakan saham BBNI. Dalam jangka pendek, saham BBNI memiliki target pertama pada area 5250-5325 dan target kedua pada area 5900-6000.

Meskipun demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Volume penjualan seller menurun, yang dapat menjadi indikasi bahwa tekanan jual mulai berkurang. Namun, perlu diingat bahwa volume yang rendah juga dapat menunjukkan kurangnya minat beli yang kuat. Selain itu, meskipun terdapat potensi golden cross pada indikator stochastic, perlu diperhatikan bahwa indikator MACD kurang bagus, yang dapat mengindikasikan adanya keterbatasan momentum positif pada saham BBNI.




1 comment:

HRDetektif said...

So Insightfulll!!!

Pages