Pada pemilihan Presiden Amerika Serikat yang baru saja digelar, Donald
Trump berhasil meraih kemenangan telak dan terpilih kembali sebagai Presiden AS
untuk periode kedua. Kemenangan ini menunjukkan dukungan besar dari sebagian
masyarakat Amerika Serikat untuk melanjutkan berbagai kebijakan yang telah
diterapkan selama masa jabatan sebelumnya. Namun, bagaimana dampak terpilihnya
kembali Donald Trump terhadap pasar modal?
Donald Trump terkenal dengan kebijakannya yang cenderung proteksionis
dan berfokus pada pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat. Kebijakan itu lah yang
akhirnya membuat para investor berspekulasi bahwa kemenangan Trump akan
meningkatkan ketidakpastian ekonomi dan berdampak negatif bagi emerging market.
Sentimen ini menyebabkan saham
big banks yang memiliki bobot besar di IHSG memerah, hingga pada Senin
(11/11/2024), IHSG anjlok menyentuh angka 7.257,18.
Namun, menurunnya saham big banks
ini dapat dijadikan momentum untuk membeli saham di harga yang lebih murah. Hal
itu dapat dipertimbangkan melalui pola pergerakan saham big banks yang hampir
serupa, dimana awal pemerintahan Trump pertama saham big banks mengalami aksi sell off, hingga akhirnya investor
menilai harganya di level bottom dan
mengalami rebound, mengakibatkan
saham BBCA, BMRI dan BBNI masing-masing melesat 122%, 38% dan 42%.
Selain peluang rebound yang muncul akibat sentimen kemenangan Trump,
fundamental big banks hingga kuartal III 2024 juga menjadi pertimbangan utama
bagi investor. Kinerja fundamental big banks seperti BBCA, BMRI, dan BBNI
tergolong solid, dengan pertumbuhan laba yang konsisten, rasio kecukupan modal
yang baik, dan manajemen risiko yang efektif. Hal ini menunjukkan bahwa meski
menghadapi tekanan dari sentimen global, big banks di Indonesia masih mampu
mempertahankan performa yang kuat di pasar domestik.
Dengan mempertimbangkan sentimen yang ada, saham big banks sangat
menarik untuk dianalisa. Salah satunya
yaitu PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), saham
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sedang terkoreksi ke area fibonacci
retracement 0.618 di harga 6375 dengan area support di harga 6175-6275 dan
target pada resistance pertama di area 6550-6650 dan resistance kedua 6925-7025
dengan stop loss di harga <6000 dengan risk reward ratio 1:1,36, dengan
indikator stochastic rsi berada di area oversold dan mulai membentuk golden
cross tanda pembalikan arah.
Saham
yang kedua adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). PT Bank Central Asia Tbk
(BBCA) sedang terkoreksi ke area dekat fibonacci retracement 0.618 di harga
9775 dengan area support di harga 9775-9900 dan target pada resistance pertama
di area 10300-10400 dan resistance kedua 10825-10950 dengan stop loss di harga
<9650 dengan risk reward ratio 1:2, dengan indikator stochastic rsi berada
di area oversold dan mulai membentuk golden cross tanda pembalikan arah.