Kondisi Geopolitik yang Menjadi Pemicu "Dump" IHSG.

Unssaf
0


        Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tekanan jual hebat dan ditutup melemah pada perdagangan kemarin. Koreksi tajam ini bukan dipicu oleh rilis data ekonomi domestik yang buruk atau perubahan kebijakan The Fed, melainkan oleh sentimen global yang datang tiba-tiba: risiko geopolitik.
Berita peluncuran roket/rudal balistik oleh Korea Utara di kawasan Asia Timur secara instan mengubah sentimen investor global. Peristiwa ini memicu mode "Risk-Off", di mana investor lebih memilih mengamankan modal daripada mengejar keuntungan.

Berita uji coba rudal balistik oleh Korea Utara di atas Laut Jepang memicu reaksi instan di seluruh pasar keuangan global. Ini adalah studi kasus sempurna dari bagaimana sebuah sentimen yang dapat mempengaruhi pergerakan harga sebuah aset.

"Dump" di IHSG dan Kaburnya Investor Asing. Saat terjadi ketidakpastian geopolitik, investor institusional global, terutama yang mengelola dana pasif, akan segera bertindak untuk mengurangi risiko. Caranya adalah dengan menjual aset-aset yang dianggap "berisiko". Indonesia, sebagai bagian dari emerging markets Asia, secara otomatis masuk ke dalam kategori aset berisiko tersebut. Investor asing tidak mau mengambil pusing apakah Indonesia terlibat atau tidak; kedekatan geografis (Asia) sudah cukup untuk memicu arus modal keluar (capital outflow).

Inilah yang terjadi kemarin pada tanggal 4 November 2025: gelombang aksi jual dari investor asing yang ingin segera mengamankan dana mereka.

Perlu dipahami bahwa porsi kepemilikan asing di saham-saham Indonesia masih sangat signifikan. Ketika investor global ini bergerak serentak untuk "menjual" kekuatan jual masif mereka seringkali tidak dapat diimbangi oleh daya beli investor ritel domestik pada satu waktu. Inilah yang menciptakan tekanan jual yang dalam dan membuat indeks sulit untuk pulih dengan cepat.


(Tradingview.com)

30m Chart


Berita ini terjadi pada tanggal 4 November 2025. Penurunan IHSG dapat dilihat pada chart diatas, dapat dilihat pada pada saat pembukaan di tanggal 4 November 2025 IHSG sempat mengalami kenaikan, tetapi setelah tersebarnya berita ini pasar langsung bereaksi dengan melakukan penjualan yang cukup masif dan sampai akhirnya IHSG ditutup dengan penurunan sebanyak -0.41% Dampak dari berita dan juga tekanan jual ini tidak berhenti dalam  hari saja. Dapat dilihat pada chart IHSG, pada tanggal 5 November pasar dibuka dengan gapdown, ini berarti dampak dari berita ini masih terasa sampai keesokan harinya di IHSG. Walaupun mungkin ini hanya sekedar panic selling dari investor di Indonesia, karena akhirnya IHSG mampu melanjutkan kenaikannya kembali.

Penting untuk dipahami bahwa kejatuhan IHSG kemarin murni didorong oleh sentimen dan rasa takut, bukan karena adanya perburukan fundamental ekonomi Indonesia. Laporan keuangan emiten yang bagus atau valuasi yang murah menjadi tidak relevan ketika investor global dilanda kepanikan. Peristiwa ini adalah pengingat betapa rentannya IHSG terhadap berita utama global dan bagaimana aliran dana asing masih menjadi penggerak utama di balik pergerakan indeks kita



Post a Comment

0Comments

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Check Now
Ok, Go it!